Jumat, 17 Februari 2012

TABLOID BETAWI BOCOR
edisi jum'at 2012

BERAPA LAMA KITA DIKUBUR? Awan
sedikit mendung, ketika kaki kaki
kecil Fulani
berlari-lari gembira di atas
jalanan menyeberangi kawasan
lampu merah Karet. Baju merahnya yg Kebesaran melambai
Lambai di tiup angin. Tangan
kanannya memegang Es krim
sambil sesekali mengangkatnya ke
mulutnya untuk dicicipi, sementara
tangan kirinya mencengkram Ikatan sabuk celana ayahnya.
Fulani dan Ayahnya memasuki
wilayah pemakaman umum Karet,
berputar sejenak ke kanan &
kemudian duduk Di atas seonggok
nisan "Hj Rajawali binti Muhammad 19-10-1915 : 20-01-1965 " Nak,
ini kubur nenekmu mari Kita
berdo'a untuk nenekmu" Fulani
melihat wajah ayahnya, lalu
menirukan tangan ayahnya yg
mengangkat ke atas dan ikut memejamkan mata seperti
ayahnya. Ia mendengarkan
ayahnya berdo'a untuk
Neneknya... "Ayah, nenek waktu
meninggal
umur 50 tahun ya Yah." Ayahnya mengangguk sembari tersenyum,
sembari memandang pusara Ibu-
nya. "Hmm, berarti nenek sudah
meninggal 42 tahun ya Yah..."Kata
Fulani berlagak sambil matanya
menerawang dan jarinya berhitung. "Ya, nenekmu sudah di
dalam kubur 42 tahun ... " Fulani
memutar kepalanya,
memandang sekeliling, banyak
kuburan di sana Di samping
kuburan neneknya ada kuburan tua berlumut "Muhammad Zaini:
19-02-1882 : 30-01-1910 " "Hmm..
Kalau yang itu sudah meninggal
106 tahun yang lalu ya Yah",
jarinya menunjuk nisan disamping
kubur neneknya. Sekali lagi ayahnya mengangguk. Tangannya
terangkat mengelus kepala anak
satu-satunya. "Memangnya
kenapa ndhuk ?" kata sang ayah
menatap teduh mata anaknya.
"Hmmm, ayah khan semalam bilang, bahwa kalau kita mati, lalu
di kubur dan kita banyak
dosanya, kita akan disiksa
dineraka" kata Fulani sambil
meminta persetujuan ayahnya.
"Iya kan yah?" Ayahnya tersenyum, "Lalu?" "Iya ..
Kalau nenek banyak dosanya,
berarti nenek sudah disiksa 42
tahun dong yah di kubur? Kalau
nenek banyak pahalanya, berarti
sudah 42 tahun nenek senang dikubur .... Ya nggak yah?" mata
Fulani berbinar karena bisa
menjelaskan kepada Ayahnya
pendapatnya. Ayahnya tersenyum,
namun sekilas tampak keningnya
berkerut, tampaknya cemas ..... "Iya nak, kamu pintar," kata
ayahnya pendek. Pulang dari
pemakaman, ayah
Fulani tampak gelisah Di atas
sajadahnya, mengingat apa yang
dikatakan anaknya...42 tahun hingga sekarang... kalau kiamat
datang 100 tahun lagi...142 tahun
disiksa ..atau bahagia dikubur ....
Lalu Ia menunduk ...Meneteskan air
mata... Kalau Ia meninggal .. Lalu
banyak dosanya ...lalu kiamat masih 1000 tahun lagi berarti Ia
akan disiksa 1000 tahun?
Innalillaahi WA inna ilaihi rooji'un ....
Air matanya semakin banyak
menetes, sanggupkah ia selama
itu disiksa? Iya kalau kiamat 1000 tahun ke depan, kalau 2000
tahun lagi? Kalau 3000 tahun
lagi? Selama itu ia akan disiksa di
kubur. Lalu setelah dikubur?
Bukankah Akan lebih parah lagi?
Tahankah? padahal melihat adegan preman dipukuli massa
ditelevisi kemarin ia sudah tak
tahan? Ya Allah... Ia semakin
menunduk,
tangannya terangkat, keatas
bahunya naik turun tak teratur.... air matanya semakin membanjiri
jenggotnya Allahumma Inni asalukal
khusnal
khootimah.. berulang Kali di
bacanya DOA itu hingga suaranya
serak ... Dan ia berhenti sejenak ketika terdengar batuk Fulani.
Dihampirinya Fulani yang tertidur
di atas dipan Bambu.
dibetulkannya selimutnya. Fulani
yang terus tertidur.... tanpa tahu,
betapa sang bapak sangat berterima kasih padanya karena
telah menyadarkannya arti
sebuah kehidupan...Dan apa yang
akan datang di depannya... "Yaa
Allah, letakkanlah dunia
ditanganku, jangan Kau letakkan dihatiku...


by: Black Id

1 komentar:

  1. Kisah yang menarik..bisa untuk untuk menjadi renungan kita semua..patut untuk dibaca dan direnungkan..

    BalasHapus