Rabu, 12 Februari 2014

Benyamin Sueb.. Lagu gue..bacot gue..


  Benyamin sueb boleh dikata “nabi” nya seniman betawi, kelahiran 5 Maret 1939 di Kampung Utan Panjang, Kemayoran ini adalah anak bontot dari delapan bersaudara pasangan Siti Aisyah dengan Sukirman. Penyanyi, aktor, dan komedian yang tanpa sungkan meng-ekspresikan keseharian orang betawi dalam setiap lirik lagunya. Mulai dari nyari kutu, digusur, ondel-ondel, tukang minyak, dipatil ikan, bayi tabung dan “magnum opus” nya kompor meleduk,  tak luput jadi tema nyanyiannya. Seakan tak ada yang tabu dalam lirik lagu bang ben, begitu biasa dia dipanggil. Mungkin beliau salah seorang seniman musik yang berhasil mendobrak tradisi, sehingga orang merasa dibebaskan dalam bernyanyi, terutama lagu-lagu betawi. Hasilnya pendukung bahasa betawi-pun semakin luas. Tidak seperti bahasa jawa atau bahasa sunda, bahasa betawi adalah bahasa yang egaliter, egaliterisme dalam bahasa betawi adalah tidak dikenalnya lapisan dalam penggunaan bahasa. Inilah salah satu sebab kenapa lagu-lagu benyamin sueb cepat akrab ditelinga pendengar. Apalagi tema-tema yang diangkat umumnya mengenai hal-hal yang menjadi problem keseharian masyarakat kelas bawah.

Dalam mengekspresikan perasaan misalnya, banyak lagu benyamin sueb yang diluar kebiasaan, jika Hamdan ATT mengatakan lebih baik sakit gigi dari pada sakit hati, maka Benyamin sueb jauh lebih sadis, dalam lagunya balada cinta di blokir,  pedihnya hati karena diputus cinta digambarkan bagaikan kutil yang dicabut, atau hatinya yang hancur digambarkan seperti terigu atau seperti cermin yang jatuh dari helikopter keduanya dalam lagu cintaku berat di ongkos. Begitupun dengan janji palsu sang kekasih yang dilukiskan seperti janji-janji kolonialis yang pernah menjajah negeri tercinta ini.  

Kita juga dapat menemukan lagu-lagu benyamin sueb yang nyerempet-nyerempet teori evolusinya Darwin, dalam bukunya the origin of species, by means of natural selection yang diberi kata pengantar oleh sir Julian Huxley, Charles Darwin berkesimpulan bahwa manusia dan kera kemungkinan berasal dari nenek moyang yang sama. Tapi ditangan Benyamin Sueb dalam lagunya Jande Tue dan Saudagar Bandot,  teori evolusi berkembang lebih ekstrim lagi karena Pak Ma’ruf tokoh dalam lagu tersebut kemungkinan berasal dari kambing bandot atau Janda Tue yang berevolusi dari Ikan peda. Karena persamaan janda dengan ikan peda itulah pada tanggal 22 januari 1975 lewat harian kompas, salah seorang warga bernama soeseno yang beralamat di jalan Otista III melakukan protes keras lewat rubrik surat pembaca, karena tersinggung dengan syair lagu Janda Tue.

Dalam bidang medis lirik lagu Bang Ben tak kalah seru, dalam lagunya Tukang Obat, ramuan yang dibuat dari akar aren, akar asem ditambah kumis kucing dan kumis anjing serta sarang burung dan sarang bajing, mampu mengobati borok, eksim, patek, kurap, sakit enteng sakit berat ditambah juga sakit saraf.

Kebanyakan lagu-lagu Benyamin Sueb dibawakan dalam irama gambang kromong dan dalam bahasa Betawi, tapi ada juga lagu yang direkam dalam bahasa inggris sepereti lagu Baby Cry dan lagu superman, atau bahasa India atau di india-india-kan seperti lagu Jale Samge Janahe yang sebenarnya bercerita soal menjaring ikan laut dengan Jala, ada juga lagu dalam bahasa campuran betawi dan jawa dalam lagu warung pojok, atau betawi dan sunda dalam lagu badminton dan terompet. Begitupun halnya dengan genre musik, hampir semua genre ada dalam lagu Benyamin Sueb, disamping gambang kromong, banyak juga lagu yang direkam dalam genre pop, rock, blues bahkan seriosa.

Bahkan banyak orang yang mengakui bahwa benyamin sueb adalah pelantun blues indonesia yang sebenarnya, karena sebagaimana aslinya lagu-lagu blues yang berkembang dikalangan kulit hitam Amerika berisi ratapan kesengsaraan hidup karena perbudakan, begitupun Bang Ben dalam lagu nya Di Gebukin yang dilantunkan dalam irama blues, orang pasti tidak akan menyangkal jika lagu yang intronya dibuka dengan suara sayatan gitar model lagu Still Got The Blues-nya Gary Moore ini benar-benar berisi ratapan,yang menyatat hati, karena mengisahkan  seorang anak yang digebukin bapaknya karena nyolong duit. 

Pergeseran gaya hidup juga jadi bahan sorotan bang Ben, kebiasaan masyarakat yang berubah akibat pengaruh budaya luar digambarkan dengan sentuhan humor yang kental dalam lagu Brang Breng Brong dan Steambath. Masyarakat yang tadinya suka main rebana dan nyanyi lagu kasidahan kini berganti dengan lagu barat dan dansa dansi yang iramanya sangat berisik digambarkan seperti suara Brang Breng Brong, atau bapak bapak yang sering telat pulang kerumah dan jarang mandi dikamar mandi rumah karena sering mampir di tempat stembath.

Dalam buku kompor mleduk Benyamin S, ciri khas bang Ben dalam menyanyi pada dasarnya adalah gaya bertutur ala lenong yang memberikan kebebasan sepenuhnya untuk nyelonong dan nyeletuk,  sehingga humor lisan keluar denga spontan, walaupun kadang terdengar kampungan, kasar, nakal dan ceriwis namun disiisi lain juga cerdik. Menurut SM Ardan, tokoh kesenian betawi, cirri ciri lagu betawi adalah sengga’an-nya, dalam sengga’an itulah terletak kelucuan bang ben. Lagu lagu bang ben akan terdengar datar apabila tidak diselingi dengan omong-omong yang kadang menggerundel dan ngaco. 

Pada tanggal 5 september 1995 pukul 05.20 Benyamin Sueb, pendekar seni betawi masa kini, meninggal dunia,  kembali kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa dalam usia 56 tahun dirumah sakit Harapan Kita, Jakarta. Jenazahnya dimakamkan di pemakaman  Karet Bivak. Sebelum meninggal bang Ben masih sempat menciptakan lagu, lagunya yang terakhir ini belum sempat direkam dengan baik, liriknya menggambarkan dirinya yang lucu lepas, dan spontan :

Ane tukang baso…..

Basonya kelas berat…..

Mo nyang daging apa yang urat…..

Ayo pesen-pesen cepet cepet….

Jangan sampe terlambat…..

Yang natri banyak be’eng…

Kalo ente telat dikit.

Kaga bakal de de de de…..

Ane tukang baso…

Basonya baso urat…

Mo nyang kecil apa yang berat

Ane sediain cepet cepet…..

La..la..la..le..le..la..laaa…

Ane tukang baso….

Basonya kelas berat….

Mo nyang daging apa yang urat…..

Ayo pesen-pesen cepet cepet….



Post by : haryanto bian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar